Jumat, 18 Februari 2011

MENGEMBANGKAN ORGANISASI SMP

By : Admin

Dalam setiap organisasi pendidikan, termasuk SMP, banyak sekali pekerjaan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh setiap komponen sekolah, terutama komponen yang bersifat manusianya. Tugas, wewenang, tanggungjawab, pekerjaan dan aktivitas tersebut beraneka ragam dan kadang-kadang menuntut spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, tidak mungkin jika keseluruhan aktivitas yang bermacam-macam tersebut hanya melakukan oleh seorang, sebutlah kepala SMP. Selain kepala SMP mempunyai waktu yang terbatas, ia pun punya kemampuan yang juga terbatas. Oleh karena itu, aktivitas, pekerjaan, wewenang, tugas dan tanggungjawab tersebut mesti dibagi-bagi dengan orang lain. Pembagian-pembagian demikian inilah yang dikenal dengan pengorganisasian.

Secara etimologis, organizing merupakan terjemahan dari kata organize. Kata organize berasal dari kata organ. Organ sendiri berarti bagian, badan dan alat. Organize berarti membentuk bagian-bagian, anggota, badan atau Organizing juga berarti membentuk bagian, badan, anggota alat. Organizing juga berarti membentuk bagian, badan, anggota atau alat (Echols, 1984).

Secara terminologis, organizing atau pengorganisasian berarti pembentukan bagian-bagian, badan-badan, unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Pengorganisasian juga berarti sistem kerja sama antara satu orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian juga berarti pembagian pekerjaan antara satu orang dengan orang lain, antara unit dengan unit lain dan antara bagian satu dengan bagian yang lain (Indrakusuma, 1982).

Tujuan pengorganisasian sebagaimana yang disebutkan berikut. (1). Mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab pada institusi tingkat satuan pendidikan. (2). Memperlancar jalannya usaha kerja sama antara orang-orang yang bekerja sama di tingkat satuan pendidikan. (3). Mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, badan-badan, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan sehingga terciptalah team work yang baik. Lalu lintas hubungan ini perlu diatur agar tidak “semrawut”.

Fungsi pengorganisasian adalah : (1). Sebagai wahana untuk membagi pekerjaan di antara komponen-komponen dan unit-unit kerja di tingkat satuan pendidikan. (2). Sebagai wahana untuk memperlancar jalannya kerja sama antara komponenkomponen, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan. (3). Sebagai wahana untuk mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, unit-unit kerja dan komponen-komponen yang ada di tingkat satuan pendidikan.

Agar organizing ini dapat dilakukan dengan baik, maka haruslah mempedomani prinsip-prinsip organizing. Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian tingkat satuan pendidikan adalah sebagai berikut. (1). Perumusan tujuan tingkat satuan pendidikan secara jelas. (2). Pengutamaan pencapaian tujuan tingkat satuan pendidikan. (3). Prinsip pembagian pekerjaan. (4). Prinsip pendelegasian wewenang (delegation of authority). (5). Prinsip pengelompokan fungsi. (6). Prinsip kesatuan perintah (unity of commond). (7). Adanya kemampuan pengawasan (span of control). (8). Fleksibelitas, akomodatif dan antisipatif terhadap berbagai jenis perkembangan.

Ada beberapa struktur pengorganisasian yang dewasa ini dikenal, ialah struktur pengorganisasian lini, pengorganisasian lini-staf, struktur pengorganisasian fungsional, pengorganisasian panitia dan struktur pengorganisasian gabungan.

1. Pengorganisasian Bentuk Lini
Pengorganisasian bentuk lini disebut juga pengorganisasian bentuk jalur, bentuk lurus dan bentuk militer. Mula-mula bentuk pengorganisasian ini diperkenalkan oleh Henry Fayol, salah seorang pakar manajemen ilmiah. Kebanyakan struktur ini digunakan di dunia perusahaan dan dunia militer. Oleh karena strukturnya jelas dari atas ke bawah, juga dikenal dengan bentuk struktural.

2. Pengorganisian Lini-Staf
Pengorganisasian bentuk lini-staf ini merupakan penyempurnaan dari pengorganisasian bentuk lini. Jika dalam pengorganisasian bentuk lini tersebut, cocok untuk anggota yang masih sedikit dan cakupannya masih sempit, maka pada pengorganisasian yang cakupannya luas, anggota dan komponen lembaga sudah banyak dan urusannya beraneka, lebih cocok disempurnakan menjadi organisasi bentuk lini-staf.

3. Pengorganisasian Fungsional
Pengorganisasian fungsional adalah suatu pengorganisasian di mana kekuasaan dari pimpinan pucuk didelegasikan kepada pimpinan bawahnya. Pimpinan pucuk dapat memerintahkan apa saja kepada para pimpinan di bawahnya, sepanjang hal tersebut sesuai dengan bidangnya.

4. Struktur Pengorganisasian Gabungan
Struktur pengorganisasian gabungan ini sebenarnya hanyalah merupakan gabungan ini sebenarnya hanyalah merupakan gabungan dari bentuk-bentuk pengorganisasian yang disebutkan di atas. Ada yang merupakan penggabungan dari lini dan lini staf, lini dan fungsional, lini staf dan fungsional; atau merupakan penggabungan tiga sekaligus: lini, fungsional, dan lini staf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar