Senin, 28 Februari 2011

LAPORAN BEST PRACTICE BAB 3

BAB III
KESIMPULAN
DAN
REKOMENDASI OPERASIONAL

1. Kesimpulan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Dengan Demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan pengembangan diri. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program pengembangan diri didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan pengembangan diri beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Yang dimaksud dengan kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan pengembangan diri dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.
Dengan Demikian, kegiatan pengembangan diri di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan Bagian penting dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hamper semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan kegiatan pengembangan diri yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan pengembangan diri akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik kegiatan pengembangan diri yang digeluti.
2. Rekomendasi Operasional
1. Hendaknya setiap warga sekolah dapat lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian ditanggapi secara profesional .
2. Perlunya pemahaman seluruh warga dalam mengadakan pembangunan berkesinambungan untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan memiliki prospek dan berdaya saing tinggi ditengah-tengah perubahan masarakat global








DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Tata Cara Berorganisasi Siswa. (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Kesiswaan: Jakarta, 1985), hal. 1.
[2] Amal A.A, Mengembangkan Kreatifitas Anak (Pustaka Al-Kautsar: Jakarta Timur, 2005) hal. 378
[3] B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (PT. Rineka Cipta: Jakarta 1997). hal. 272

Tidak ada komentar:

Posting Komentar