Kamis, 08 Maret 2012

CONTOH BEST PRACTICE

PENANGANAN DAN PENGELOLAAN
SMP NEGERI 2 MALEBER MENJADI SEKOLAH EFEKTIF
Oleh :
DIDI MULYADI, S.Pd.
NIP 19620724 198603 1 007

BAB I
PERMASALAHAN
Pendirian sebuah Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan adalah niat luhur untuk mencerdaskan bangsa. Dalam pendirian tersebut lebih mengutamakan pada kepentingan masarakat dan prospek kedepan bagi keberlangsungan lembaga tersebut. Penyediaan akan sarana gedung, tenaga, anggaran, siswa peserta didik, dan fasilitas pembelajaran lainnya menjadi mutlak diperlukan. Demikian halnya dengan pendirian SMP Negeri 2 Maleber yang terletak di Jl. Desa Maleber Desa Mekarsari Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. Semenjak dirintis tahun 2005 menumpang pada SD Negeri 1 Maleber dan pada tahun 2007 dapat menempati lokasi gedung baru. Sampai saat ini telah meluluskan 1 kali.

Uniknya jika melihat keterlaksanaan layanan SMP Negeri 2 Maleber ini belum memiliki satu tenaga Pendidik dan Kependidikan berstatus PNS. Semuanya masih honorer dan dibantu dengan Guru dari SMP Negeri 1 Maleber. Upaya telah dilakukan namun sampai tim Bawasda datang pada bulan Juni 2009 permasalahan ketenagaan belum selesai. Adanya “ Pegawai Rangkap “ sangat menyulitkan pengelola khususnya Kepala Sekolah sebagai top manajer. Selain itu pula kondisi sekolah masih dua shift.
Berdasarkan kondisi itu pula penulis yang ditugaskan sebagai Kepala Sekolah mencoba mulai kurun waktu pertengahan Juli 2009 sampai sekarang membenahi keadaan tersebut. Permasalahan yang diungkap di atas sampailah pada bagaimana mengelola sekolah agar lebih efektif dan efisien sesuai ketentuan berlaku dan kemampuan yang dimiliki pada fase pembangunan selanjutnya. Untuk itu penulis mencoba merefleksikan tindakan berkenaan dengan pemecahan masalah tersebut dimulai dengan Pembenahan Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SMP Negeri 2 Maleber.

BAB II
STRATEGI YANG DITEMPUH
Komunikasi adalah hal yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah ini. Hasil temuan Bawasda mengenai tenaga rangkap menjadi sorotan yang sempat menegang. Bagi tenaga Guru yang dipermasalahkan memiliki dasar historis yang kuat untuk merasa diperlakukan tidak adil. Mengingat mereka sejak rintisan pendirian dimohonkan langsung untuk menangani SK rintisan sekolah dari Instansi kedinasan. Ada kurang lebih 2 tenaga PNS yang dilibatkan dan 3 orang Guru DPK yang terkena oleh peraturan-peraturan.
Untuk meluruskan keadaan tersebut maka penulis mencoba mengadakan pendekatann dengan Kepala Sekolah pertama ( PLH ) dan Kepala Sekolah SMP tempat merintis. Kesepakatanpun awal adalah tetap berlangsung seperti biasa dengan menyesuaikan jadual kegiatan pada dua Instansi Sekolah yang letaknya tidak begitu jauh ( SMP N 1 dan SMP N 2 MALEBER ). Selain itu pula penulis mencoba menelusuri pada Instansi terkait ( Dinas Pendidikan / Tendik , BKD ) mengenai status masalah ketenagaan pada sejumlah tenaga tersebut. Jalur birokrasipun ditempuh , dengan mengambil inisiatif mengusulkan kembali melalui hak individu pegawai. Tentunya hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan perubahan yang terlalu menyulitkan bagi pihak Sekolah pertama tempat bertugas yang akan ditinggalkan. Penulispun memberikan arahan dan berdiskusi dengan tenaga tersebut untuk mengambil inisiatif sambil menunggu pembenahan SMP Negeri 2 Maleber.
Disamping pembenahan tenaga untuk memperkuat kemudahan pembenahan proses kegiatan KBM yang masih dua shif , masalah lain muncul yakni fasilitas ruang belajar dan perlengkapannya. Penulis mencoba mendekati para pemegang keuangan dan sarana. Kesiapan akan anggaran mutlak diperlukan. Secara birokrasi telah ditempuh dengan mngusulkan kebutuhan akan kursi dan meja untuk 3 ruangan belajar. Hal ini didasari pula oleh tuntutan orang tua murid tingkat X yang merasa keberatan anaknya pulang sore ( rombel tingkat X masuk siang ) pada rapat komite awal tahun. Penulis memanfaatkan Aula yang dimiliki dengan membagi 2 ruangan dan ruangan lainnya yang sama ukurannya. Akibatnya berimbas pada sarana beribadat yang selama ini memakai Aula tersebut setiap hari Jumat.
Pada masalah lain labolatorium restoran ( kitchen ) masih menyatu dengan dapur / pantri karyawan dan Guru. Desakan akan kebutuhan lab yang ideal muncul saat pembenahan sarana yang ada. Kemudian penulis mengadakan rapat kecil dengan ketua program studi, wakil sarana dan bendahara komite dan PKC. Tidak hanya itu sarana lapanganpun menjadi pembicaraan. Sebagian besar digunakan untuk parkir.
SMP Negeri 2 Maleber termasuk salah satu titik pantau pelaksanaan dalam Lomba Desa di wilayah Mekarsari untuk fasilitas umum. Tahun lalu telah memberikan kontribusi cukup baik. Tahun ini kami telah melakukan beberapa persiapan sesuai temuan dari tim pemantau wilayah. Komunikasi terus dilakukan untuk membenahi taman dan penghijauan. Selain itu pada awal bulan Agustus telah dilakukan penilaian sekolah sehat tingkat kecamatan Maleber. Banyak masukan dari tim penilai karena secara fisik masih perlu dilakukan pembenahan disana-sini.
BAB III
HASIL YANG INGIN DICAPAI
Dari uraian permasalahan dan strategi pemecahan penulis ingin mendapatkan beberapa perubahan. Adapun perubahan yang dinginkan adalah :
1. Mendapatkan kejelasan status tempat kerja bagi beberapa tenaga Guru yang selama ini berstatus PNS tetapi masih rangkap tempat mengajar. Dari upaya tersebut terhitung sampai saat ini telah terdapat 5 orang tenaga Guru PNS dan 1 orang tenaga DPK yang berpindah tugas ke SMP Negeri 2 Maleber berdasarkan surat Kepala Dinas. Selain itu pula tenaga PLH bendahara PKC yang selama ini Kepala TU di SMP Negeri 2 Maleber telah dilantik untuk menjadi Kepala TU di SMP Negeri 2 Maleber. Sehingga saat ini SMP Negeri 2 Maleber telah memiliki satu orang Kepala Sekolah dan satu orang kepala TU definitif.
2. Tersedianya sejumlah kursi-meja lipat untuk pemenuhan rasio kebutuhan belajar sebanyak 3 ruang. Alhamdulillah untuk kursi dan perangkat kelas telah tersedia walaupun ruang aula belum kami skat menunggu bangunan Musholla selesai.
3. Terbangunnya Mushola sebagai sarana beribadat bagi warga sekolah. Sampai saat ini untuk lantai bawah telah selesai dan telah digunakan untuk sholat jumat sebanyak 2 kali. Sedangkan lantai atas belum selesai ( 80 % ) menunggu atap dipasang.
4. Tersedianya sarana lapangan Olah Raga yang aman dan representatif untuk kegiatan KBM. Kami telah menyiapkan satu pasang ring basket dan seluruh halaman depan telah kami hotmik. Hal ini ditujukan agar bola dapat memantul dengan sempurna dan tidak rusak. Selama ini masih menggunakan konblok. Adapun luas halaman adalah 650 m2.
5. Tersedianya ruang londri untuk kegiatan praktik perhotelan yang telah diidam-idamkan selama ini.
6. Tertatanya taman dan penghijauan di halaman depan dengan membuat batas lapangan dan di cat hitam putih untuk menambah citra dan penampilan.
7. Tersedianya lahan parkir. Kami telah merubah lahan tidur sebelah barat seluas 100 m2 menjadi tempat parkir khususnya kendaraan roda dua. Untuk roda empat kami gunakan sebelah pojok selatan dan tidak mengganggu kegiatan di lapangan. Lahan tersebut kami bentuk dengan menggunakan batu konblok dan pembatas kebun / lahan.
8. Tersedianya kantin sehat. Separuh lahan tidur yang belum digunakan sekitar 100 m2 kami jadikan areal kantin.
9. Terbangunnya dapur umum untuk Guru dan karyawan yang memenuhi syarat. Saat ini kami telah membangun dapur umum secara permanent dengan luas 8 m2 , dan terpisah dari bangunan utama.
10. Tersedianya ruang pos jaga untuk keamanan sekolah. Kami memiliki petugas keamanan 2 orang yang bertugas pada siang dan malam.
11. Penutup parit. Dari target keseluruhan telah terpasang penutup parit sepanjang 15 m .
12. Pembuatan kompossing. Saat ini kami telah memiliki bak untuk tempat pembuatan kompos.
13. Penghijauan dan lingkungan ASRI
14. Ruang UKS . Selama ini ruang UKS menjadi satu dengan ruang TU. Sekarang telah kami berikan ruang khusus sekitar 36 m2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar